Thursday, April 17, 2014

Kiprah Akademi Berbagi, Komunitas Ilmu Pengetahuan

Sekolah Gratis, Sajikan Pengetahuan Sesuai Keinginan Anggota

Meningkatkan ilmu pengetahuan tidak hanya di bangku sekolah ataupun melalui perkuliahan. Upaya itu bisa juga dilakukan dengan menggandeng komunitas pecinta ilmu pengetahuan di Kota Pontianak. Kali ini, telah hadir komunitas yang patut diacungi jempol, yakni “Akademi Berbagi”. Komunitas ini ada untuk semua kalangan.

AIRIN FITRIANYAH, PONTIANAK

DI Ruang Redaksi Pontianak Post, sekira pukul 12.30, sebanyak tiga puluh peserta mengikuti kegiatan Akademi Berbagi. Kali ini, tema kegiatan yang diusung yaitu “Public Speaking”. Penyelenggara mendatangkan narasumber yang berpengalaman di bidangnya, dari Radio Vollare. “Kita hadirkan narasumber yang berkompeten, baik praktisi di lapangan, maupun dosen di kampus,” kata Iwan Setiawan, Kepala Sekolah Akademi Berbagi, Sabtu (12/4).

Menurut Iwan, akademi berbagi tak hanya menyuguhkan materi yang telah diprogramkan, tetapi juga menyajikan pengetahuan yang diinginkan anggota komunitas. Semua disajikan secara gratis untuk semua kalangan“Untuk materi pendidikan kita bebas. Seperti materi yang pernah diberikan yakni enterpreneurship, bisnis, kiat menulis di blog, teater, dan penulisan jurnalistik.
ANTUSIAS: Para peserta kegiatan Akademi Berbagi antusias mendengarkan materi yang disampaikan dari narasumber, di Ruang Redaksi Pontianak Post, kemarin. DEFRY SHANDO/PONTIANAKPOST

Namun semua materi tergantung dari keinginan peserta, begitu juga dengan pembicaranya disesuaikan,” ucap pria yang juga seorang pandita di Vihara.Pemateri Public Speaking, Jerry menyampaikan kegiatan yang dilaksanakan Sekolah Akademi Berbagi ini sangat bagus. Sebab jarang ada komunitas belajar yang mau ikut terjun dalam pembinaan wawasan secara bersama-sama. Namun kali ini berbeda, ternyata antusiasme peserta dalam mengikuti mata pelajaran public speaking ini sangat ramai.

“Saya melihat banyak audiens yang bertanya tetang bagaimana berkomunikasi secara efektif. Pada intinya komunikasi efektif apabila adanya kesamaan persepsi yang terjadi, baik sifatnya komunikasi satu arah maupun dua arah,” tandasnya.Jerry menambahkan dalam materi public speaking, komunikator perlu mencari topik yang tepat sebelum melakukan pembicaraan kepada komunikan. Hal ini supaya pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak ramai mejadi terarah.

Selain itu dia juga menyarankan dalam mengasah kemampuan berbicara di hadapan publik, peserta perlu melakukan latihan sendiri, terutama dengan membiasakan diri untuk berbicara di depan umum. “Untuk mengatasi demam panggung, obatnya harus sering berbicara di depan umum. Sebab secara perlahan-lahan, dengan latihan berbicara di depan umum, kita akan terbiasa. Tapi dengan catatan kita harus berani memulainya,” ujar Jerry.

Relawan Akademi Berbagi, Asep Haryono, mengungkapkan ajang sekolah gratis terlaksana dukungan dari berbagi pihak, di antaranya Pontianak Post dan relawan akademi berbagi lainnya. Dia mengatakan materi yang disampaikan kali ini adalah yang kesepuluh. Asep sudah mengikuti delapan materi. “Senang bisa berada di sini karena berkaitan dengan ilmu. Apalagi kegiatan ini bersifat sosial tanpa dipungut biaya,” ujarnya.

Asep menungkapkan, kegiatan ini dilaksanakan setiap dua bulan sekali. Informasi disebar antar-anggota melalui akun twitter@akademi berbagi pontianak. “Kita bisa bertemu dua bulan sekali ini karena melihat informasi di twitter. Hanya media ini satu-satunya jaringan komunikasi yang menjadi unggulan untuk mempertemukan kami semua,” ujarnya.  Asep mengajak semua kalangan untuk ikut berpartisipasi demi menambah ilmu dan wawasan. “Jangan berhenti mengarungi samudera ilmu karena atas dasar itu manusia akan ditinggikan derajatnya,” pesannya. (*)

Friday, April 11, 2014

Local Leadership Day (LLD) II 4-7 Maret 2014 di Salatiga

Tidak kurang sekitar 35 (Tiga Puluh lima) perwakilan Akademi berbagi dari Seluruh Indonesia hadir dalam gelaran Local Leadership Day (LLD) II tahun 2014 ini.    Beberapa kegiatan yang berhasil diselenggarakan dalam hari kedua LLD II ini antara lain adalah Sesi yang dibawakan oleh 3 Pijar.  Siapakah itu 3 Pijar?  Biar lebih akrab nama bekennya adalah mba Yanti , Bang Zul dan Bang Jansen.  Mau kenal langsung dengan mereka via Twitter? Why not.   Silahkan kontak mereka di @Yantinisro @6ang_joel dan @logamberat   Nah mudah kan?    Terima Kasih buat mba Ai, Founder Akademi Berbagi @akademiberbagi yang sudah memberikan koreksinya.  Siapa saja yang menjadi pemateri lainnya?

Mereka adalah mas Roby Muhammad.  Pemilik akun @robymuhamad ini dikenal sangat luas pengetahuan dan wawasannya  Selain itu juga ada nama Mas Donny BU dengan akun twitternya dengan nama yang sama @donnybu.  Sahabat blogger semuanya bisa mengakses tulisan dan karya mas Donnybu ini dihalaman situs resminta di sini.  "Kami adalah para pengejar mimpi" kata mas Roby Muhammad dalam sebuah sesi yang dibawakannya kepada para Akberian (sebutan bagi pada Relawan Akademi Berbagi)

Materi yang dibawakan mas Donnybu adalah "Internet Safety, Internet Rights, Internet Governance".  Seperti apakah itu yang namanya Internet Sehat?  Ada banyak jawaban yang diajukan para Akberian dalam pertemuan itu. "Internet sehat itu adalah internet yang tidak sakit"  kata salah seorang perwakilan Akberian, sontak jawaban tersebut mengundang gelak tawa. Bukan mentertawakan jawabannya tetapi lebih kepada penyampaiannya yang jenaka. "Bagaimana memberikan edukasi kepada masyarakat akan interet safety ini adalah dengan inform, engage dan support" kata mas Donny BU.


Jembatannya Roboh
Untuk membuat suasana cair karena materi yang dibawakan oleh amazing 3 Pijar ini maka dibuatlah beberapa program kegiatan yang memancing daya nalar, kreatifitas dan juga kejelian dari para Akberian yang berjumlah sekitar 200 orang dari 35 kota perwakilan Akademi Berbagi dari seluruh Indonesia.  Sesi Perkenalan misalnya, semua perwakilan dari Akber seluruh Indonesia maju satu satu untuk memperkenalkan dirinya termasuk perwakilan Akademi Berbagi Pontianak, saya sendiri.  Saya hadir di even ini untuk menjalankan amanah dari Kepala Sekolah Akademi Berbagi Pontianak yakni  Bang Iwan Setiawan


Selain perkenalan diri dan memperkenalkan akber di kota masing masing, para peserta LLD II juga diminta saling berhadapan untuk memperkenalkan diri satu sama lainnya, dan berpencar mencari yang lain untuk berkenalan dengan singkat.  Suara riuh akhirnya membahana di mana mana.   Semua peserta dibagi bagi dalam kelompok kecil terdiri atas 6 Akber dari kota yang diusahakan berbeda beda.  Kelompok kami bernama "Air Putih" keren dan sederhana kan?   Kenapa AIR PUTIH? " Karena Air Putih itu jernih, dan menyehatkan dan dibutuhkan oleh banyak orang itulah air putih" kata Akberian bernama Inri, Akberian Cewek perwakilan Akber Solo

Kegiatan lainnya adalah membuat Story Board yang merupakan refleksi cita cita para Akberian di masa depan.  Dengan menggunakan kliping koran yang sudah disediakan juga pensil  , spidol, dan lem.  Setelah story board vision masing masing dibuat, maka setiap anggota kelompok memperkenalkan story board cita citanya dalam kelompoknya sendiri.  Juga ada sharing story board anggota kelompok kepada yang lainnya.  Dengan berdiri di atas meja dengan lantang memperkenalkan visi dan misinya.

Kemuduan ada Game membuat jembatan yang terbuat dari bahan kertas.  Ini termasuk unik juga karena ketahanan kertas yang dibuat masing masing kelompok akan menjalani "ujian" kekuatannya dengan Bola dan ditimpa beban beberapa buku yang tebal dan berat.  Kelompok "Air Putih" kami belum beruntung, ROBOH kabeh saat di tes pertama. Hiehiheiehiehiee. Tidak apa yang penting Happy sesuai dengan slogan Akademi Berbagi - "Berbagi bkin Happy".  


Mysterious Gift
Acara hari ke 2 ini akhirnya mencapai puncaknya setelah acara dinner atau makan malam. Yakni Api Unggun.   Dalam acara Api Unggun ini unik juga.  Selain ada acara nanyi, gitaran, dan joget joget juga ada acara Hadiah misterius atau Mysterious Gift.   Setiap peserta akan diberikan satu kertas kecil  yang berisi nama seorang perwakilan Akademi Berbagi (Akberian).  Nah siapapun yang tertera di dalam kertas kecil masing masing itu harus dirahasiakan.   Nah nama dalam kertas kecil itulah akan mendapatkan hadiah atau bingkisan berupa apa saja dari  yang bersangkutan.  Hadiah itulah yang akan diberikan di dalam acara Api Unggun nanti malamnya.

Sayangnya acara pemberian Hadiah misterius atau Mysterious Gift. ini waktu sudah tidak mendukung,  Uniknya Api Unggunnya saja sudah padam.  Bahan baku kayu yang dijadikan Api Unggunnya sudah habis dan panitia sudah tidak ada stok kayu lagi yang buat bakaran api unggunnya.  Masa iya sih harus nebang pohon dulu buat dijadikan bahan baku Api Unggun? Hiehiehe tidak la yauu.    Jadi acaranya tidak ada Api Unggun walaupun judul acaranya Api Unggun.   Sayang sekali saya belum sempat memberikan bingkisan untuk partner Mysterious Gift saya itu.  BERSAMBUNG.   (Asep Haryono)


Suasana Dalam Kelas - Foto Asep Haryono
KELAS : Begitu sesi pencerahan dari Amazing 3 Pijar selesai, acara dilanjutkan dengan aktifitas relawan dengan games dan aneka action plan.   Foto Asep Haryono

Saling memperkenalkan diri
HADAPAN : Acara perkenalan juga dilanjutkan antar individu dan antar kelompok. Satu selesai silahkan cari yang lain untuk saling berkenalan.  Mirip semut gitu deh sekali ketemu "salaman".   Foto Asep Haryono

Perkenalan dalam kelompok
KELOMPOK  : Akberian Solo, IRNI, saat memperkenakan dirinya dalam kelompok "Air Putih" , kelompok kami di ajang sesi perkenalan diri di kelas.   Foto Asep Haryono

membuat story board
 STORY BOARD : Tugas berikutnya adalah membuat story board.  Visi atau cita cita yang diwujudkan dalam sketsa kliping.  Masing masing harus dapat menjelaskan hasil karyanya kepada kelompok.  Foto Asep Haryono
Membacakan hasil karyanya
  NAIK MEJA :  Ada sesi sharing bersama.  DIpilih secara acak.  Kepada yang kena tunjuk silahkan naik ke atas meja dan perkenalkan visi dan cita cita dalam StoryBoard yang dibuatnya itu   Foto Asep Haryono
membuat jembatan
  JEMBATAN :  Nah dalam sesi ini kelompok "Air Putih" kami kalah telak. Hiehiehe. Jembatan kertasnya tidak lolos uji melewati Bola dan menahan beban Buku.  Tak apa yang penting Happy   Foto Asep Haryono
Kelompok Air Putih
  AIR PUTIH : Inilah formasi lengkap kelompok AIR PUTIH.  Kelompok yang tak termenangkan dalam sesi pembuatan jembatan kertas ini. Hihihihiihie.  Kelompok kami gabungan dari berbagai kota.  Foto Istimewa
Api Unggun
 API UNGGUN :  Sesi terakhir menjelang hari terakhir Ahad 9 Maret 2014 adalah APi Unggun    Ada joget, lagu melow melow dan rock membahana di sini  Ada sajan snack juga loh  Ahayyyyyyy  Foto Asep Haryono
Tea Time
LOBI :  Acara istirahat baik itu coffee break atau lunch dimanfaatkan untuk saling lobi antar akberian tiap kota di Indonesia.  Saatnya melobi dan memperluas network ya disini ajangnya,  Foto Asep Haryono


Penutup

Setelah semuanya beres dan menjelang makan Siang,  dari panitia penyelenggara  LLD II Salatiga ini kemudian membagikan cinderamata dan souvenir dari beberapa SPONSOR yang sudah menjadi team work Akademi Berbagi dalam LLD II ini diantaranya adalah KOMPAS, Manulife Financial dan Telkomsel.  Dari KOMPAS juga saya mendapat souvenir berupa T-Shirt yang dibagikan oleh para Panitia LLD II ini.  Semua perkalian eh salah perwakilan dari lebih dari 30 (tiga puluh) kota ini mendapatkan 1 (satu) buah kaos.   Selain itu ada juga aneka Game dan Door Prize yang dipandu oleh mas Indra Y Yosodihardjo @indrayust yang bertindak sebagai Master Ceremony (MC).

Selama 3 (tiga) hari kami semua para Akberians dari seluruh Indonesia tumplek di Gelaran Local Leaders Day 2014  yang diperkirakan lebih dari 200 (Dua Ratus) orang ini.  Ada banyak "oleh oleh" yang sudah dirasakan oleh semua Akberians.   Saya pribadi melihat secara keseluruhan penyelenggaraan di Gelaran Local Leaders Day 2014   berhasil sukses.  Tampak sistim manajemen waktu mulai dari penjemputan, isi materi yang full oleh pengajar yang professional hingga proses pemulangan peserta semuanya lancar.  Saya salut atas semua pihak yang sudah bekerja keras siang malam dan sudah bersusah payah demi kesuksesan
di Gelaran Local Leaders Day 2014 Salatiga ini.   Well done 

Kemampuan mengolah dan memanage diri sendiri menjadi seorang volunteer yang mumpuni, punya ketangguhan dalam memimpin dan mengembangkan diri dan memecahkan masalah menjadi salah satu "oleh oleh" dari gelaran LLD II tahun 2014 ini.  "Oleh Oleh" yang bisa dibawa pulang di kota masing masing akberians. Mari kita bangun Indonesia yang lebih baik.  Seperrti dalam kutipan di awal tulisan  "LLD bukan untuk Akademi Berbagi. Tapi untuk relawannya. Saatnya semua relawan memperkuat diri sendiri. Untuk bermanfaaat bagi kotanya" -  pesan Mba Ai , founder Akademi Berbagi.   Sampai jumpa lagi dalam  Local Leaders Day 2016 mendatang (Asep Haryono)

Tuesday, March 4, 2014

Peran Media Dalam Publikasi Kegiatan Akber Pontianak


Sudah bukan rahasia lagi bahwa pernan Sosial Media sangat penting dalam membantu menyebar luaskan informasi atau kegiatan yang diadakan oleh Akademi Berbagi Pontianak ini,   Selama ini memang masigh berkutat di ajang jejaring sosial media Twitter resmi Akademi Berbagi (Akber) Pontianak yang berlamat di @AkberPTK tersebut.   Saat tulisan ini diturunikan jumlah follower Akademi Berbagi (Akber) Pontianak masih di angka 200 an .  Masih banyak yang harus dilakukan lagi agar semakin banyak warga setempat warga lokal Pontianak pada khususnya untuk menjadi sahabat Relawan Akademi Berbagi Pontianak atau Akber Pontianak ini. 

Saya jadi teringat materi Workshop Twitter yang baru baru ini diselaenggarakan oleh American Corner (AMCOR) yang berlokasi di dalam kampus Universitas Tanjungpura Pontianak pada bulan Juli 2012 yang lalu.  Nah  Materi yang disampaikan  Prof.Mindy McAdams  mulai dari pengertian dasar mengenai "Global Journalism" hingga kepada pemanfaatan Sosial Media Twitter atau jejaring sosial sebagai salah satu cara untuk mempublikasikan berita dan informasi kepada dunia juga di sampaikan. Tidak ada materi yang dibagikan atau bahan workshop yang disampaikan Prof.Mindy McAdams tersebut karena semuanya bisa di download di alamat website yang beliau sampaikan kepada para peserta.
Dari segi judul dan materi workshop bagi mereka yang sudah paham dunia Jurnalistik atau setidaknya sudah sering mendengar atau membaca informasi tentang jurnalistik tentu tidak akan asing dengan judul materi yang dibawakan Prof.Mindy McAdams tersebut. Namun kita harus menghargai para peserta yang masih awam atau baru akan mengenai dunia jurnalistik atau ingin mengetahui apa sih Jurnalistik dari kaca mata seorang pakar seperti Prof.Mindy McAdams tersebut, nah ini yang menarik menurut saya. Nah dari sinilah peran Sosial Media seperti Facebook dan Twitter merupakan kombinasi yang dahsyatn menurut saya dalam mempromosikan kegiatan kelas Akademi Berbagi Pontianak.

Jangan lupa juga bahwa peran Media Cetak seperti misalnya Surat Kabar dan Majalah juga memegang peranan yang tidak bisa diremehkan begitu saja.  Dengan semakin massive nya informasi global yang disebarkan dalam jejaring sosial media berbasis internet, dukungan penyebaran informasi melalui Media Cetak atau Surat Kabar juga dirasakan perlu. Salah satu alasannya adalah koran lokal di daerah seperti di Kota Pontianak, koran lah yang nyaris masuk ke dalam pelosok pelosok dusun atau kampung.  Tidak semua orang bisa akses Internet atau Twitter, namun penetrasi Koran bisa menjangkau mereka.

Akademi Berbagi (Akber) Pontianak sudah  lama menjalin kerja sama dengan salah satu Media Cetak terbesar di Kalimantan Barat yakni Harian Pontianak Post.  Walaupun Harian ini memang merupakan salag satu Group atau anak perusahaan yang tergabung dalam jaringan Jawa Pos News Network (JPNN) yang nota benenya adalah milik salah satu Calon Presiden,  Akademi Berbagi (Akber) Pontianak adalah INDEPENDENT dan NETRAL.   Kerja sama di sini hanya membantu PUBLIKASI kegiatan Akber Pontianak saja dan penyediaan tempat (Venue) untuk penyelangaraan kelas Akber Pontianak. Tidak ada lebih dari  itu.   Akademi Berbagi (Akber) Pontianak kini memiliki "network" untuk menyebar luaskan informasi kegiatan Kelas Akber salah satunya adalah melalui peranan Media Cetak tersebut.   (Asep Haryono)

Monday, March 3, 2014

Dokumentasi Foto


Terimakasih pengajar,para peserta kelas,dan volunteer yg telah dtg dikelas ke 7 kita.semoga semua jadi bermanfaat:)
Terimakasih pengajar,para peserta kelas,dan volunteer yg telah dtg dikelas ke 4 - Teater.
Dua pemateri kita lagi beraksi, bg dan kak

SANTAI : Kelas Akademi Berbagi selalu "sersan" alias Serius tapi santai .  Temanya Kiat menulis enak bersama Pak Salman.   Foto Asep Haryono
Nah ini pembukaan
Vola guru tim dkk tim dkk & peserta kelas 4 Akber Pontianak
Okeee bang siap memulai materi ttg Social Media..

ATASE PERS :  Bapak Phillip W Roskamp (ditengah) Atase Pers Kedutaan Besar Amerika Sertikat, didampingi stafnya. Dan mas Shafiq Pontoh berbaju merah di sebelah kanan.  Foto Asep Haryono

Volunteer




Tercatat sudah sampai pada kelas 7 sudah digelar oleh Akademi Berbagi (Akber) Pontianak ini yang terakhir adalah bersama pembicara (keynote speaker) raja Bisnis Nasi Uduk di Pontianak dengan tema "Find Your Passion" nya yang sudah digelar dengan sukses.    "Rencana ke depannya Akademi Berbagi Pontianak akan menggelar kelas secara kontinyu dan konsistes setiap 2 (dua) bulan sekali, dan rata rata kunjungan atau peserta yang hadir dalam kelas kelas sebelumnya antara 20 sampai dengan 30 orang" kata Bang Iwan Setiawan , Kepala Sekolah Akademi Berbagi ,dalam suatu kesempatan.

Berikut ini adalah para relawan Akademi Berbagi (Akber) Pontianak


Djunita P. Indah
@Djoenita
Dwi Wahyudi
@bloggerborneo
Iwan Setiawan
Kepala Sekolah Akademi Berbagi Pontianak

@XetiIwan


Arya Pratama Surya Anggara
@AriaPSAnggara
Asep Haryono
@AriaPSAnggara

Tentang Akademi Berbagi Pontianak

Iwan Setiawan. Kepala Sekolah Akademi Berbagi (Akber) Pontianak

"Salah satu kegiatan kami antara lain adalah memasyarakat masyarakat untuk aktif dalam bidangnya masing masing dan berbagai informasi dan pengetahuan bersama sama, dan itulah yang mendasari komunitas Akber atau Akademi Berbagi  Pontianak ini buat kawan kawan semua ketahui"  kata Bang Iwan yang bisa di follow twitterya di @XetiIwan ini.  Beliau mengatakan hal tersebut saat Akber Pontianak mendapat kunjungan Atase Pers Kedutaan Besar Amerika Serikar , Mr Phillip W Roskamp , beserta stafnya pada hari Sabtu, 22 Februari 2013 yang lalu

Awal berdirinya Akademi Berbagi (Akber) Pontianak diawali dengan pertemuan antara Bang Iwan Setiawan , mas Shafiq Pontoh. dan mba Ai di sebuah tempat di Jakarta tahun 2013 yang lalu,. Dari sinilah ide nya kemudian berkembang sehingga proses kelahiran Akber Pontianak menjadi seperti sekarang ini.  Tepatnya di bulain Mei 2013 yang lalu Akademi Berbagi (Akber) Pontianak ini secara resmi berdiri.  Sejatinya belum pernah ada upacara atau pesta resmi atau semacam celebration peresmian Akademi Berbagi (Akber) Pontianak.  Mengalir begitu saja dengan langsung in action menggelar kelas kelasnya.

Tercatat sudah sampai pada kelas 7 sudah digelar oleh Akademi Berbagi (Akber) Pontianak ini yang terakhir adalah bersama pembicara (keynote speaker) raja Bisnis Nasi Uduk di Pontianak dengan tema "Find Your Passion" nya yang sudah digelar dengan sukses.    "Rencana ke depannya Akademi Berbagi Pontianak akan menggelar kelas secara kontinyu dan konsistes setiap 2 (dua) bulan sekali, dan rata rata kunjungan atau peserta yang hadir dalam kelas kelas sebelumnya antara 20 sampai dengan 30 orang" kata Bang Iwan Setiawan dalam suatu kesempatan.   (Asep Haryono)

Friday, February 21, 2014

Kiat Menulis Yang Enak Bersama Pak Salman

Catatan Asep Haryono

Sekitar 20 (Dua Puluh) anggota Akademi Berbagi (AKBER) Pontianak yang dimotori oleh bang Angga atau kepanjangan dari Bang Aria S Anggara akhirnya berhasil landing di lantai 5 Gedung Graha Pena Pontianak Post hari Sabtu  tanggal 18 Mei 2013 yang lalu.  Sudah lama memang namun memori kegiatan itu masih terpatri (Taela bahasanya) dalam ingatan saya.  Berikut catatannya yang saya buat dalam 1 halaman saja. Tidak bersambung.
Para Akberian (sebutan para anggota Akademi Berbagi-red) Diterima secara langsung oleh punggawa Pontianak Post siapa lagi kalau bukan Bang Salman , Editor In Chief Pontianak Post yang sudah siap hari itu untuk berbagi dengan teman teman dari Akademi Berbagi (AKBER) Pontianak.  Secara kebetulan juga materi yang akan di share (berbagi-red) adalah "Bagaimana membuat tulisan yang enak dibaca" sangat menyedot perhatian dari teman teman AKBER untuk mengikuti workshop Jurnalistik ini sampai tuntas sampai selesai.

Acaranya sendiri berlangsung dari jam 14.30 WIB (Lebih lambat 30 menit dari jadual semula yang dijadulkan tepat pada pukul 14.00 WIB).  "Selamat datang di Graha Pena Bang" saat saya menyapa bang Arya yang bertubuh cukup besar menurut ukuran saya ini.  "Saya sudah dapatkan beberapa pesertanya, dan mudah mudahan sekitar 20 orang akan hadir di acara ini" kata Bang Arya.  Tenang saja, dijamin telat dari jadual jam 14.00 WIB soalnya orang Indonesia sudah kondang jam karetnya hihihihi
Kelas Kedua
Tak banyak kata sambutan yang disampaikan oleh Bang Aria mengiringi "squad" Akademi Berbagi yang hadir di hari itu mengingat waktu yang sudah berjalan dari semestinya jam 14.00 WIB sebenarnya sudah harus dimulai, maka Pak Salman, Pimred Pontianak Post pun langsung memberikan sambutan awalnya menyambut kedatangan kawan kawan dari Akber Pontianak ini. 

"Selamat datang di Graha Pena ini, dan maaf tadi agak sibuk karena ikut mendampingi Pak Dahlan Iskan (Menteri BUMN-red) yang datang ke Kalimantan Barat ini tadi mendarat dahulu di Ketapang" kata Pak Salman.  Kelas pun langsung panas dengan sajian istimewa dari Pak Salman dengan materi kuliahnya yang berisi dan berjudul "Diklat Jurnalistik untuk Koran Sekolah" dengan bantuan slide yang ditembakkan ke layar di depannya.

PRAKTEK : Seorang peserta langsung mempraktekkan ilmu Jurnalistiknya langsung di depan komputer.  Foto Asep Haryono

SANTAI : Kelas Akademi Berbagi selalu "sersan" alias Serius tapi santai .  Foto Asep Haryono

SERU :  Pak Salman, Editor In Chief  Pontianak Post saat mengevaluasi "PR" yang sudah dikerjakan kawan kawan dari Akademi Berbagi.  Bener semua kan pak? Hehehe  Foto Asep Haryono

 "Jadi gitu ya sodara sodaraaa..."  gitu ya Bang Aria ?.  Foto Asep Haryono

Sekitar 20 (Dua Puluh) anggota Akademi Berbagi (AKBER) Pontianak yang dimotori oleh bang Angga atau kepanjangan dari Bang Aria S Anggara ini juga berlatih secara langsung bagaimana membuat kalimat berita atau paragraf yang menarik sesuai dengan kaidah kaidah dasar Jurnalistik yang sudah disampaikan dengan sangat jelas oleh Pak Salman, Pimred Pontianak Post.

Satu persatu para peserta Akademi Berbagi (AKBER) Pontianak ini menjajal ilmu yang sudah diperolehnya dengan berlatih membuat tugas yang diberikan hari itu, dan langsung dikoreksi oleh Pimred Pontianak Post.  Banyak sekali juga pertanyaan pertanyaan yang dilontarkan para relawan dan anggota Akademi Berbagi (AKBER) Pontianak ini dan semuanya dijawab oleh Pak Salman.

Kleping Koran Pontianak Post

Akademi Berbagi memang pertama kali diluncurkan atau digagas oleh pendirinya yang bernama Ainun Chomsun dengan akun resmi twitternya @pasarsapi adalah juga seorang Ibu sekaligus penggiat berbagai aktifitas seperti  Social Media Strategist | founder & volunteer @akademiberbagi.  Kawan kawan semuanya silahkan mention twitter beliau dan juga silahkan mampir ke situs resmi beliau yang beralamat di http://www.ainun.net kapan saja

Kelas Pertama Akademi Berbagi ini sebenarnya sudah dilaksanakan di Pontianak beberapa waktu yang lalu dengan mengambil set lokasi di gedung TELKOM Pontianak dengan tema Pelatihan Blogger yang dimotori langsung oleh Bang Iwan dan Bang Dwi Wahyudi dari Blogger Borneo Pontianak. Bagi yang mau ikut gabung dengan Akademi Berbagi (AKBER) Pontianak silahkan menghubungi via email iwanxeti@yahoo.co.id atau via twitternya di @XetiIwan   (Asep Haryono)

Hadirkan Rizal Kurniady, Insinyur yang Banting Setir Jadi Pengusaha Kuliner

Oleh : Heritanto Sagiya, Wartawan Pontianak Post

Akademi Berbagi kali ini menghadirkan Rizal Kurniady, seorang insinyur lulusan Institut Teknologi Bandung yang banting setir menjadi pengusaha kuliner. Pernah bekerja di berbagai perusahaan, baik di dalam maupun luar negeri, pria kelahiran Pontianak itu justru mengaku menemukan passion pada usaha kuliner. Bagaimana ceritanya?
HERIYANTO, Pontianak

Wajahnya klimis, pakaiannya rapi, dan bicaranya penuh semangat. Itulah sosok Rizal Kurniady. Dia pria yang ramah dan terbuka. Di depan para peserta Akademi Berbagi yang sore kemarin menggelar diskusi di ruang Redaksi Pontianak Post, Rizal berbagi pengalaman bagaimana menemukan passion sebagai pengusaha kuliner. Rizal Kurniady pernah tercatat sebagai mahasiswa Teknik Sipil ITB pada 2002. Rizal sendiri masuk ke kampus bergengsi ini bukan karena dia suka dengan jurusan yang dipilihnya, melainkan karena faktor kakaknya yang juga pernah menimba ilmu di sana.

“Kebetulan kakak saya punya buku-buku yang lengkap. Jadi saya pikir kalau masuk ke ITB bisa berhemat, tak perlu buku lagi,” ujar Rizal.Keluarganya sangat mendukung Rizal masuk ITB. Masuk ITB berarti masa depan akan cerah. “Katanya kalau masuk ITB bisa kerja di mana saja dengan mudah,” cerita Rizal.

Rizal menjalani perkuliahan dengan lancar meski selama perkuliahan dia mengaku tak menemukan sesuatu yang sebenarnya dia cari. “Saya bertahun-tahun itu masih saja galau. Ada sesuatu yang sepertinya kok belum saya temukan,” lanjutnya.

akber pontianak
BERBAGI : Rizal Kurniady berbagi pengalaman hingga menemukan bisnis yang cocok dengan dirinya, saat diskusi di Redaksi Pontianak Post, Senin (2/12). MUJADI/PONTIANAK POST

Usai menamatkan kuliah, Rizal bekerja di sejumlah perusahaan baik di dalam maupun luar negeri. Dia  antaralain menjadi Graduate Engineer Development Program di J. Ray McDermoot  Asia Pacific yang bermarkas Batam dan Singapura pada 2006 hingga 2008. Dia juga pernah menjadi analist PT. Daya Dimensi Indonesia, Mega Kuningan Jakarta. Bahkan Rizal pernah menjadi konsultan sumber daya manusia di sebuah perusahaan luar negeri. 

Meski mendapatkan posisi yang bagus dan gaji yang menjanjikan, Rizal merasa belum menemukan pekerjaan yang dirasa pas di hati. “Saya pernah bekerja di perusahaan Oil and Gas,” kata Rizal. “Di sana saya menjadi salah satu insinyurnya. Saya diminta membuat desain gedung perusahaan itu. Saya kerja dari pagi hingga malam. Buka pintu ketemu crane, pabrik, dan meja kerja. Setiap hari begitu. Saya kerap merasa, kok sepertinya saya tidak menemukan kenikmatan ya?”

Rizal pernah juga menggeluti bidang psikologi. Suatu ketika dia membaca buku-buku psikologi. Dia pun kemudian tertarik mempelajari bidang ini. Pernah suatu ketika dia terfikir untuk kuliah psikologi. Meski kemudian dia mengurungkan niat. “Tetapi saya terlanjur suka dan tetap mempelajari bidang ini,” katanya. Dari ilmu psikologi ini dia mengaku bisa memahami berbagai karakter manusia.

Dari sana pula dia bisa mempelajari mengenai dirinya sendiri. “ Saya kerap mengajukan pertanyaan pada diri sendiri, apa sih sebenarnya tujuan kita bekerja? Ujung-ujungnya kan bagaimana menemukan kebahagiaan. Yang membahagiakan tentu bekerja sesuai passion dan keinginan kita,” ujar pria yang mengaku masih jomblo itu. Dari situ dia juga sadar, bukan kedudukan atau gaji tinggi yang bisa membuat orang merasa menikmati suatu pekerjaan, melainkan passion.

Sekembali ke Pontianak tiga tahun lalu, Rizal mencoba membuka sejumlah usaha yang disukainya. Salah satunya kuliner. Dia membuka usaha warung makan yang dia namakan Raja Uduk di jalan Teuku Umar. “Saya merasa usaha kuliner ini sangat mengasyikan. Sesuatu yang bukan sekadar usaha, tetapi sesuatu yang bisa dinikmati,” katanya. Sampai sekarang usaha rumah makan ini terus berkembang. Rizal berharap bisa terus mengembangkan sejumlah usaha lain yang disukainya.

Kepala Sekolah Akademi Berbagi, Iwan Setiawan mengatakan, pengalaman yang dimiliki Rizal Kurniady memang sangat menarik untuk dibagi pada peserta kelas ini. Karena itulah kelas ini sengaja mengundang Rizal agar mampu memberikan inspirasi bagi para peserta. “Kami terus mengadakan diskusi dengan berbagai tema. Ini adalah kelas ketujuh yang kami adakan. Kebetulan kali ini kami mencoba membahas mengenai bagaimana seseorang bekerja sesuai passion mereka. Semoga ini memberikan inspirasi pada banyak orang,” ujarnya.

Akademi Berbagi adalah gerakan sosial nirlaba yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang bisa diaplikasikan langsung di lapangan. Menurut Iwan Setiawan, akademi berbagi kerap mengundang praktisi atau akademisi untuk berbagai pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki. Di Pontianak, Akademi Berbagai kerap menggelar berbagai diskusi, mulai soal pendidikan, blog, hingga teater. Setiap peserta bebas mengikuti diskusi tanpa dipungut biaya. Organisasi nirlaba ini digawangi para anak-anak muda yang visioner, cinta bangsa dan negara  yang tidak tinggal saat menyaksikan kondisi pendidikan di negeri ini yang semakin berpihak pada mereka yang berkantong tebal. (Heritanto Sagiya,)

Thursday, February 20, 2014

Berbagi Tentang Ilmu Fotografi

Catatan Asep Haryono

Setelah sukses menggelar kelas kedua dari Akademi Berbagi (AKBER) Pontianak pada tanggal 18 Mei 2003 lalu dimana saat itu yang menjadi tema adalah Mengenal Jurnalistik atau "Bagaimana menulis yang baik" yang dihadiri oleh sekitar 20 (Dua Puluh) anggota Akberian (sebutan dari anggota AKBER-red) Pontianak, maka kelas ketiga yang berlangsung pada hari Sabtu, tanggal 22 Juni 2013 juga berlangsung dengan sukses.

Walau tidak disertai dengan pentolan AKBER Pontianak Bang Iwan dan bang Angga atau kepanjangan dari Bang Aria S Anggara namun tidak mengurangi hikmatnya acara kelas ketiga Akber Pontianak tersebut.  Dengan judul materi kali ini adalah "Mengenal Foto Jurnalistik" dibawakan langsung oleh salah satu fotografer andalan Harian Pontianak Post, Shando Safela , yang malang melintang dan kenyang pengalaman dalam dunia fotografi.

Acaranya sendiri sama seperti kelas sebelumnya yakni diselenggarakan di lantai 5 Gedung Graha Pena Pontianak Post   Para Akberian (sebutan para anggota Akademi Berbagi-red) mengikuti materi yang disampaikan oleh Pemateri sekaligus sebagai Keynote Speaker di kelas yang sangat santai dan rilex seperti dalam suasana "kita kita" saja.  Tidak formal dan nyaris diselingi dengan canda tawa heiheiheie.

Dengan diantar oleh kata sambutan oleh Djunita P. Indah @Djoenita kelas atau lebih tepatnya sebagai ajang berbagi antara "kita kita" ini pun dimulai.  Bang Shando Safela dengan rilex dan pembawaannya yang jenaka memaparkan apa yang menjadi pengalamannya dalam menggunakan media Fotografi dan produk yang dihasilkannya dalam Foto Jurnalistik.

"Jaman sekarang ini apa pun media sudah sangat mudah digunakan, tidak di jaman saya dahulu saat mulai menggunakan kamera yang jadul, nah mulai sekarang dengan menggunakan kamera handphone pun sudah bisa menghasilkan produk foto" kata Bang Shando.  Materi kemudian berlangsung seperti air mengalir mulai dari pengertian dasar mengenai beberapa aspek dalam Fotografi Jurnalistik hingga kepada contoh kasus kasus yang dialami.
SAMBUTAN :  Sambutan dari mewakili Akberian oleh Djunita P. Indah.  Foto Asep Haryono 

CONTOH :  Studi kasus Foto Jurnalistik oleh Bang Shando Safela. Foto Asep Haryono

SANTAI :  Materi dibawakan rilex dan ada canda tawanya.  Foto Asep Haryono

JELAS :  Akberian mengikuti Materi Kelas. Jelas wajahnya ya. Terang eui.  Foto Asep Haryono

"Jika foto tersebut tercetak di media massa dan berisi atau mengandung sebuah unsur berita maka ia layak disebut sebagai foto yang bernilai jurnalistik, dan bukan hanya sebagai penghias di ruang album pribadi yang dibingkai di rumah atau di sosial media" ujar Bang Shando yang bertubuh besar ini. Bang Shando juga menambahkan bahwa pada prinsipnya sebuah Foto Jurnalistik yang baik adalah karya foto yang dapat membawa para audiens seolah olah terbawa dalam suasana tersebut.
Akberian Sedang Bertanya
Apakah Foto yang sudah beredar di media itu bisa dicomplain oleh masyarakat?  Pertanyaan ini diajukkan oleh salah seorang Akberian.

"Fotografi jurnalistik tentu saja harus memiliki sebuah tim redaksi dan penyunting yang handal sebelum disiarkan kepada audiens atau masyarakat, jadi jika terjadi hal complain seperti ini mereka lah yang akan menjawabnya. Fotografer tidak bekerja sendiri" ujar Bang Shando.

Bagaimana dengan editingnya, apakah foto itu harus diedit dahulu sebelum diterbitkan?.  Pertanyaan ini diajukan oleh Mahmuda dari Pontianak.

Menurut bang Shando, proses Editing sebenarnya sudah ada dalam mesin di dalam kamera digital itu sendiri seperti white balance, speed dan lain lain.  "Editing di sini tidak dimaksudkan untuk selalu menambahkan dan atau mengurangkan obyek dalam gambar agar tampak dramatis" kata Bang Shando. 

Beberapa tekni Fotografi yang sering digunakan lainnya misalnya seperti Frog Eyes,  Bird Eyes , Framing, Freeze (Membekukan) , Slow Motion, dan Panning bisa dipelajari secara otodidak di rumah kata Bang Shando.  Namun yang paling penting dari itu semua adalah banyaklah berlatih dan tentu saja melatih kesabaran diri tentunya, kata Bang Shando.  Kamera , kata Bang Shando, tentunya bisa dibawa setiap saat agar selalu dapat merekam kejadian yang spontan, perbanyak jam terbang dengan memotret setiap hari dan evaluasi hasil foto setiap saat. "Dan harus siap dikritik loh" kata Bang Shando.  Nah tertarik belajar Fotografi Jurnalistik? (Asep Haryono)

Senangnya Berbagi Di Kelas Perdana AKBER PONTIANAK

Catatan Dwi Wahyudi

Alhamdulillah setelah sekian lama menanti, kelas perdana Akademi Berbagi Pontianak akhirnya terselenggara juga. Atas dasar inisiatif dari Bang Setiawan, Akademi Berbagi Pontianak dibentuk. Nah, karena beliau merupakan inisiator pembentuknya maka beliau langsung diberi tugas dan wewenang sebagai Kepala Sekolah @AkberPTK. Saya yakin diantara teman-teman pasti ada yang bertanya-tanya mengenai apa itu Akademi Berbagi serta apa saja aktifitas yang dilakukannya selama ini. Oleh karena itu, berikut akan saya berikan sedikit penjelasannya.
Akademi Berbagi adalah gerakan sosial nirlaba yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang bisa diaplikasikan langsung sehingga para peserta bisa meningkatkan kompetensi di bidang yang telah dipilihnya. Bentuknya adalah kelas-kelas pendek yang diajar oleh para ahli dan praktisi di bidangnya masing-masing. Kelasnya pun berpindah-pindah sesuai dengan ketersediaan ruang kelas yang disediakan oleh para donatur ruangan.
Hingga saat ini, Akademi Berbagi telah menyebar di 40-an kota di Indonesia. Karena bersifat sosial namun sarat manfaat, maka gerakan ini dengan cepat merambah keseluruh penjuru Indonesia dimana kota Pontianak menjadi salah satu diantaranya. Mengenai materi yang diberikan, itu sangat bervariasi tergantung dari kapasitas tenaga pengajar didaerahnya masing-masing. Alhamdulillah saya bisa menjadi volunteer pertama dalam kelas perdana Akademi Berbagi Pontianak yang baru saja diselenggarakan beberapa hari lalu. Kebetulan karena saya memiliki latar belakang seorang blogger, maka materi kali ini adalah: “Exist with Blog, Why Not???”.
Foto Dwi Wahyudi

Dikesempatan berharga itu pula saya turut mengajak salah seorang sahabat saya yaitu Rohani Syawaliah. Seorang cewek yang didunia maya lebih dikenal dengan nama @Honeylizious ini saya ajak untuk berbagi cerita dan pengalamannya selama ini menjadi seorang blogger. Setidaknya disini saya ingin memberikan gambaran bahwa aktifitas ngeblog itu tidak terbatas pada jenis kelamin, usia, latar belakang, dan lain-lain. Selama tujuan kita ngeblog itu murni ingin berbagi manfaat, Insya Allah rejeki itu akan datang dengan sendirinya. Lagipula bagi orang muslim, berbagi manfaat lewat tulisan yang telah dibuat merupakan salah satu bentuk amal jariyah sehingga jika suatu saat nanti blogger tersebut meninggal dunia maka pahalanya akan terus mengalir selama tulisan tersebut bermanfaat bagi orang lain. Aminnnn……
Sebenarnya pada mulanya saya sempat pesimis jumlah peserta kelas perdana ini kurang dari 10 orang, tapi Alhamdulillah total peserta yang datang pada saat itu berjumlah sekitar 15-an orang. Dan hebatnya lagi ternyata kelas perdana Akber Pontianak didominasi oleh kaum hawa, lihat saja sesi foto bareng diatas tuh. Ternyata tidak salah jika saya mengundang @Honeylizious sebagai pembicara tamu pada saat itu. :-)
Di akhir pertemuan, saya tidak lupa untuk mengingatkan kepada para peserta kelas Akber Pontianak bahwa apapun bidangnya selama kita tidak melakukannya secara serius maka pada akhirnya tidak akan menjadi apa-apa. Sama halnya dengan saya dan Hani dimana untuk menjadi seperti saat ini tetap dibutuhkan waktu dan proses yang tidak sebentar. Jangan pernah melihat kesuksesan seseorang dari hasil akhirnya tapi lihat juga dengan apa yang telah dilakukannya. Tetap semangat teman-teman, nantikan kelas Akademi Berbagi Pontianak selanjutnya dengan materi yang tentu saja menarik dan berbeda. Don’t forget to follow @AkberPTK (DW)