Thursday, February 20, 2014

Berbagi Tentang Ilmu Fotografi

Catatan Asep Haryono

Setelah sukses menggelar kelas kedua dari Akademi Berbagi (AKBER) Pontianak pada tanggal 18 Mei 2003 lalu dimana saat itu yang menjadi tema adalah Mengenal Jurnalistik atau "Bagaimana menulis yang baik" yang dihadiri oleh sekitar 20 (Dua Puluh) anggota Akberian (sebutan dari anggota AKBER-red) Pontianak, maka kelas ketiga yang berlangsung pada hari Sabtu, tanggal 22 Juni 2013 juga berlangsung dengan sukses.

Walau tidak disertai dengan pentolan AKBER Pontianak Bang Iwan dan bang Angga atau kepanjangan dari Bang Aria S Anggara namun tidak mengurangi hikmatnya acara kelas ketiga Akber Pontianak tersebut.  Dengan judul materi kali ini adalah "Mengenal Foto Jurnalistik" dibawakan langsung oleh salah satu fotografer andalan Harian Pontianak Post, Shando Safela , yang malang melintang dan kenyang pengalaman dalam dunia fotografi.

Acaranya sendiri sama seperti kelas sebelumnya yakni diselenggarakan di lantai 5 Gedung Graha Pena Pontianak Post   Para Akberian (sebutan para anggota Akademi Berbagi-red) mengikuti materi yang disampaikan oleh Pemateri sekaligus sebagai Keynote Speaker di kelas yang sangat santai dan rilex seperti dalam suasana "kita kita" saja.  Tidak formal dan nyaris diselingi dengan canda tawa heiheiheie.

Dengan diantar oleh kata sambutan oleh Djunita P. Indah @Djoenita kelas atau lebih tepatnya sebagai ajang berbagi antara "kita kita" ini pun dimulai.  Bang Shando Safela dengan rilex dan pembawaannya yang jenaka memaparkan apa yang menjadi pengalamannya dalam menggunakan media Fotografi dan produk yang dihasilkannya dalam Foto Jurnalistik.

"Jaman sekarang ini apa pun media sudah sangat mudah digunakan, tidak di jaman saya dahulu saat mulai menggunakan kamera yang jadul, nah mulai sekarang dengan menggunakan kamera handphone pun sudah bisa menghasilkan produk foto" kata Bang Shando.  Materi kemudian berlangsung seperti air mengalir mulai dari pengertian dasar mengenai beberapa aspek dalam Fotografi Jurnalistik hingga kepada contoh kasus kasus yang dialami.
SAMBUTAN :  Sambutan dari mewakili Akberian oleh Djunita P. Indah.  Foto Asep Haryono 

CONTOH :  Studi kasus Foto Jurnalistik oleh Bang Shando Safela. Foto Asep Haryono

SANTAI :  Materi dibawakan rilex dan ada canda tawanya.  Foto Asep Haryono

JELAS :  Akberian mengikuti Materi Kelas. Jelas wajahnya ya. Terang eui.  Foto Asep Haryono

"Jika foto tersebut tercetak di media massa dan berisi atau mengandung sebuah unsur berita maka ia layak disebut sebagai foto yang bernilai jurnalistik, dan bukan hanya sebagai penghias di ruang album pribadi yang dibingkai di rumah atau di sosial media" ujar Bang Shando yang bertubuh besar ini. Bang Shando juga menambahkan bahwa pada prinsipnya sebuah Foto Jurnalistik yang baik adalah karya foto yang dapat membawa para audiens seolah olah terbawa dalam suasana tersebut.
Akberian Sedang Bertanya
Apakah Foto yang sudah beredar di media itu bisa dicomplain oleh masyarakat?  Pertanyaan ini diajukkan oleh salah seorang Akberian.

"Fotografi jurnalistik tentu saja harus memiliki sebuah tim redaksi dan penyunting yang handal sebelum disiarkan kepada audiens atau masyarakat, jadi jika terjadi hal complain seperti ini mereka lah yang akan menjawabnya. Fotografer tidak bekerja sendiri" ujar Bang Shando.

Bagaimana dengan editingnya, apakah foto itu harus diedit dahulu sebelum diterbitkan?.  Pertanyaan ini diajukan oleh Mahmuda dari Pontianak.

Menurut bang Shando, proses Editing sebenarnya sudah ada dalam mesin di dalam kamera digital itu sendiri seperti white balance, speed dan lain lain.  "Editing di sini tidak dimaksudkan untuk selalu menambahkan dan atau mengurangkan obyek dalam gambar agar tampak dramatis" kata Bang Shando. 

Beberapa tekni Fotografi yang sering digunakan lainnya misalnya seperti Frog Eyes,  Bird Eyes , Framing, Freeze (Membekukan) , Slow Motion, dan Panning bisa dipelajari secara otodidak di rumah kata Bang Shando.  Namun yang paling penting dari itu semua adalah banyaklah berlatih dan tentu saja melatih kesabaran diri tentunya, kata Bang Shando.  Kamera , kata Bang Shando, tentunya bisa dibawa setiap saat agar selalu dapat merekam kejadian yang spontan, perbanyak jam terbang dengan memotret setiap hari dan evaluasi hasil foto setiap saat. "Dan harus siap dikritik loh" kata Bang Shando.  Nah tertarik belajar Fotografi Jurnalistik? (Asep Haryono)

0 comments:

Post a Comment